Sabtu, 20 Maret 2010

INFO PENDAFTARAN MAHASISWA BARU 2010/2011 ISI Yogyakarta

PENDAFTARAN CALON MAHASISWA
A. JALUR REGULER
1. Pengambilan Formulir Pendaftaran

Formulir Pendaftaran dapat diperoleh dengan membayar Rp. 10.000,00 di Sekretariat Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru ISI Yogyakarta Gedung Rektorat, Jalan Parangtritis Km.6,5 Sewon, Bantul. Telepon (0274) 379133, 373659 Fax (0274) 371233.

Pendaftaran dibuka tanggal

Mei s/d Juni 2010 (Gelombang I)
Juli 2010 (Gelombang II)

Jadwal lengkap akan diinformasikan lain waktu.
2. Pengembalian Formulir Pendaftaran

Formulir pendaftaran dibuat rangkap 2 dan diserahkan pada Sekretariat Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru ISI Yogyakarta. Formulir diisi dengan lengkap dan dilampiri dokumen sebagai berikut:
Satu lembar foto copy ijazah/STTB SMTA dan NUN atau Surat Keterangan telah mengikuti Ujian Akhir dari Kepala Sekolah yang bersangkutan.
Empat lembar pasfoto hitam putih ukuran 4×6, tujuh lembar bagi yang juga mengambil pilihan II.

B. JALUR PENELUSURAN MINAT DAN KEMAMPUAN (PMDK)

Pendaftaran calon mahasiswa baru melalui jalur PMDK dilaksanakan oleh masing-masing jurusan, dengan ketentuan sebagai berikut:
Lulusan SMK/SMA
Termasuk 10 besar ranking kelas, nilai rapor semester 4 dan 5 rata-rata 7.
Memiliki keahlian khusus bidang seni sesuai Program Studi pilihan.
Memiliki sertifikat prestasi di bidang seni Tingkat Kabupaten /Propinsi/Nasional.
Rekomendasi dari Kepala Sekolah.
Mengikuti Placement Test
Biaya administrasi Rp 75.000,00

C. JALUR UTUSAN DAERAH

Utusan daerah/perorangan untuk kepentingan pengembangan potensi di bidang seni.
Memiliki prestasi di bidang seni.
Rekomendasi dari pemerintah daerah/instansi tempat bekerja.
Lulus SLTA /sederajat.
Bebas test masuk.
Biaya administrasi Rp. 150.000,00

D. JALUR LINIER (Jurusan/Prodi yang akan ditempuh sama dengan pendidikan sebelumnya)

Jurusan/Program Studi yang membuka jalur linier : Jurusan Tari, Karawitan, Teater, Etnomusiklogi, Pedalangan, Seni Murni, Kriya, Fotografi, dan Televisi.
Bebas tes Masuk
Biaya administrasi Rp. 150.000,00.

E. JALUR NON REGULER

Dibuka pada Program Studi Disain Komunikasi Visual (Fakultas Seni Rupa) dan Program Studi Seni Musik (Fakultas Seni Pertunjukan)
Biaya administrasi Rp. 150.000,00.

F. JALUR LANJUTAN/PINDAHAN

Kesempatan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi lain yang akan studi lanjut ke ISI Yogyakarta.
Mengajukan surat lamaran kepada Rektor ISI Yogyakarta dilampiri formulir pendaftaran yang telah tersedia.
Foto copy Ijazah DIII/setara dan atau transkrip nilai yang telah dilegalisasi.
Surat Keterangan Akreditasi Perguruan Tinggi asal.
Mengikuti Placement Test oleh Jurusan/Program Studi.
Biaya administrasi Rp. 250.000,00.

KETENTUAN UMUM
Biaya penyelenggaraan Rp 150.000,00 dibayarkan pada saat pengembalian formulir pendaftaran berlaku untuk semua fakultas. Biaya tambahan penyelenggaraan untuk program studi Pilihan Kedua jalur reguler sebesar Rp. 75.000,00.
Pernyataan kesanggupan membayar Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA) dan Biaya Satuan Kredit Semester (SKS).
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari POLRI yang masih berlaku.
Surat keterangan penghasilan orang tua yang telah disahkan oleh Bendaharawan (untuk PNS, TNI/POLRI, Karyawan Swasta) dan untuk yang lainnya disahkan oleh Kepala Desa setempat.
Surat keterangan sehat dan bebas Narkoba dari Dokter.
Catatan : Setelah dinyatakan diterima, butir 3, 4, 5 dapat diserahkan pada saat registrasi.

KETENTUAN KHUSUS

Selain persyaratan di atas, calon diwajibkan pula memenuhi persyaratan, yaitu:
Tidak buta warna menurut dokter spesialis dan kecacatan yang menghambat proses belajar untuk Fakultas Seni Rupa semua jurusan.

MATERI UJIAN MASUK

FAKULTAS SENI RUPA
Test Menggambar Bentuk (Untuk Jurusan Seni Murni dan Kriya).
Test Praktek Jurusan/program studi yang dipilih. (untuk Program Studi Desain Interior tes menggambar perspektif sebuah ruangan. misal ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, dll. berbeda setiap tahun)
Test Wawancara

JADWAL UJIAN MASUK

Ujian Masuk dilaksanakan di kampus/fakultas masing-masing dengan jadwal sebagai berikut :

Gelombang I : Juni 2010
Gelombang II : Agustus 2010

Jadwal lengkap akan diinformasikan lain waktu.

info lengkap dapat dilihat di www.isi.ac.id

Berawal dari sebuah kerja team



Berawal dari mengobrol santai di lantai 3 FSRD DKV ISI Yogyakarta berasama kawan kawan siang itu kami bersendagurau bersama. Dengan celoteh celoteh dan chanda maka munculah ide ide membuat acara Sharing untuk santai bersama kawan kawan mahasiswa untuk menyinggung fenomena perkembangan dunia komunikasi saat ini. Dengan itu maka di rancanglah rangkaian kegiatan rutin dalam mengisi waktu senggang yaitu dengan sebuah acara berbentuk creative sharing. It's fun and it works merupakan kegiatan yang di lakukan oleh studio diskom ISI Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 2010 lalu. Kegiatan yang menghadirkan Roby Setiawan dan Iqbal rekarupa sebagai pembicara ini membahas tentang media periklanan yaitu embient media. Dengan Ipung Kurniawan selaku moderator perbincangan sore itu yang berdurasi kurang lebih dua setengah jam menjadi lebih seru dan menarik. Terimakasih untuk seluruh peserta dan semua pendukung acara ini dan semoga hal ini dapat menjadi kegiatan yang cukup baik untuk di lestarikan di lingkungan DKV ISI khususnya.






Senin, 15 Maret 2010

Pesta Buku Jogja 2010 Bersama Diskom Drawing Foundation (DDF)



Photo by Yungky Indratno

Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DIY bekerja sama dengan SKH Kedaulatan Rakyat menggelar Pesta Buku Jogja 2010 di Jogja Expo Center (JEC) 10-15 Maret mendatang. Untuk menyegarkan PBJ-2010 tersebut dibuat mural Ikapi di sejumlah titik, antara lain Pojok Beteng (Jokteng) Wetan, Jalan Kusumanegara, depan Plengkung Gading, Sagan dan Janti, Kamis (4/3) siang. Untuk mengawali pembuatan mural dilakukan penggoresan pertama, dilakukan Syarif Tholib (Ketua Ikapi DIY), Listiyanto (Ketua Panitia PBJ), sejumlah panitia PBJ, Apri Dhian, Sholeh UG, Irpan Mutaqim. Mural dikerjakan mahasiswa DKV ISI Yogyakarta yang tergabung dalam Diskom Drawing Foundation (DDF) dibina Aznar Zacky (dosen DKV ISI Yogya). Syarif Tholib, Listiyanto, Sholeh UG dan Apri Dhian kepada KR mengatakan, mural dipilih panitia PBJ Ikapi DIY sebagai bentuk sosialisasi kegiatan. "Ini bentuk kampanye ayo membaca dan mencintai dunia perbukuan," kata Listiyanto. Tahun ini, PBJ memilih tema 'Keluarga Membaca Bangsa Bercahaya'. Sedangkan Aznar Zacky mengatakan, menyosialisasikan dunia perbukuan dengan mural tentu ini menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, sebelum dituangkan dalam mural perlu survei terlebih dahulu, objek apa yang diabadikan. Objek yang menarik, seperti adegan membaca di rumah singgah, sekolah, atau tokoh-tokoh yang mencintai buku. Seperti halnya mural di Jokteng Wetan akan dibuat tokoh Gus Dur di atas kursi roda sedang membaca ditemai Tan Malaka.
Koran Harian Kedaulatan Rakyat 5 Maret 2010 (*Int Studio Diskom)

Minggu, 14 Maret 2010

It's Fun and It Works!

creAdtive sharing “ It’s fun and it work”
Ambient media & unconventional media
Ruang seminar DKV ISI Yogyakarta, Rabu 17 Maret 2010.
Jam 14.00 WIB
Gratis!

Speakers:
• Robi Mesin Perang
• Iqbal Rekarupa

Moderator:
Ipung kurniawan

Support doorprize :
- 16+
- Nichers
- ARS (junal seni rupa dan desain)
- Disko komik club

Kreatifitas dalam mengeksekusi media periklanan dan menciptakan
terobosan baru dalam beriklan merupakan syarat mutlak berhasilnya suatu strategi promosi. Menurunnya efektifitas beriklan melalui konvensional media, seperti media massa mendorong pemasar dan agen periklanan untuk menciptakan sebuah media beriklan yang baru untuk memikat perhatian audiens. Ambient media atau lebih populer disebut sebagai media lingkungan yang berkembang pesat akhir-akhir ini
merupakan salah satu terobosan kreatif dalam iklan jenis non konvensional media. Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan pengalaman yang tidak terlupakan (memorable expeperience) kepada konsumen. Dalam perkembangannya, ambient media memanfaatkan dan mengintegrasikan lingkungan sebagai bagian dari iklan itu sendiri. Ambient media seringkali tidak menampilkan pesan verbal dan namun sifatnya yang unik dan tampil berbeda juga membujuk media lain untuk tidak segan meliput momen tersebut, sehingga ambient media seringkali menciptakan sebuah pembahasan dan menjadi topik pembicaraan di tengah masyarakat. Ambient media dapat dikatakan efektif dan menjadi solusi apabila media tersebut mampu menyedot perhatian audiens dan menumbuhkan identitas merk (brand identity) yang positif di benak audiens. Disebabkan ambient media sangat terkait dengan lingkungan maka eksekutor media perlu mempertimbangkan aspek sosial dan budaya, sehingga tidak memberi
kesan mengganggu atau mengotori lingkungan di lokasi yang akan digunakan. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, keberadaan ambient media sudah mengisi berbagai sudut di ruang kota. Hal ini membuktikan bahwa ambient media sudah menjadi salah satu media yang banyak dilirik oleh pemasar, meskipun jika dibandingkan dengan negara-negara lain jumlah ambient media di Indonesia bisa dikatakan masih terbatas.
(*Int. Studio Diskom)

Kamis, 04 Maret 2010

Menangkap Momen dalam Sebingkai Karya Foto



Kejelian menangkap momen puncak dari suatu peristiwa, kemudian membekukannya dalam sebuah karya foto, menjadi syarat mutlak fotografer untuk menghasilkan karya menarik dan sanggup bercerita kepada pengapresiasinya. Kejelian itu pula yang mendasari tema perburuan foto mahasiswa program studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia yang tergabung dalam komunitas fotografi Titik Api.

Perburuan foto selama kurun waktu sekitar satu tahun oleh 26 fotografer anggota komunitas tersebut disuguhkan dalam pameran bertajuk "One Moment, One Shoot" di Galeri Biasa, Jalan Suryodiningratan, Yogyakarta. "Kegiatan berburu foto dilakukan sebulan sekali dengan dilandasi kebebasan berekspresi," ujar ketua panitia pameran, Ferry Arwiz, seusai acara pembukaan pameran, Senin (1/3) malam.

Hasil perburuan di berbagai tempat di Yogyakarta maupun di Jawa Tengah tersebut lalu ditampilkan dalam 48 karya foto yang dipajang dalam bingkai-bingkai hitam.

Berbagai karya yang dipamerkan tampak berusaha menampilkan momen- momen menarik serta hal-hal unik di lingkungan sekitar, yang mungkin terlewatkan oleh pengamatan masyarakat. Salah satu karya yang berhasil mewakili tema pameran adalah foto karya Danu Hernanto berjudul Opo Kuwi, Bu?.

Foto tersebut mampu menampilkan secara baik momen dan ekspresi takjub seorang bocah perempuan yang tengah duduk di pundak ibunya, yang merupakan warga negara asing. Penyajian foto hitam putih juga mampu mengekspresikan kehangatan hubungan antara sang ibu dan anak perempuannya.

Foto lain yang juga menarik dalam hal ketepatan menangkap momen adalah foto karya Arya Manggala yang berjudul Bangkitlah kawan, sambutlah kami& Acungkan tangan, salam tiga jari!!. Foto itu berhasil mengabadikan ekspresi menarik seorang pemain bass yang menggunakan kembang api pada ujung gitar bassnya. Foto diambil pada sebuah pertunjukan musik.

Selain menghadirkan foto yang menonjolkan ketepatan momen, pameran yang berlangsung hingga hari ini juga menampilkan sejumlah karya foto pemandangan atau keunikan suatu tempat. Sejumlah hasil pemotretan menampilkan model perempuan pada sejumlah candi atau studio yang turut memeriahkan pameran.

Ekspresi kreatif

Sebagian foto juga menggunakan olah digital dalam penyajiannya. Menurut Ketua Program Studi DKV ISI Hartono Karnadi, hal tersebut merupakan bagian dari ekspresi kreativitas para peserta pameran dan justru bermanfaat mendukung proses pembelajaran mereka selama menimba ilmu di program studi itu.

Selain memberikan apresiasi terhadap kreativitas peserta pameran, Hartono menilai, hadirnya komunitas fotografi yang lahir 19 November 2008 itu juga mampu memupuk semangat kebersamaan antarmahasiswa. Kebersamaan merupakan bagian penting dalam proses belajar pada jenjang mana pun.

Kebersamaan itu diharapkan dapat menghidupkan dan menghangatkan suasana kampus tempat mereka menimba ilmu sehari-hari.

Ajang pameran semacam itu jelas bukan untuk menghasilkan profit atau keuntungan finansial, layaknya pameran fotografer profesional. Pameran lebih sebagai kesempatan mahasiswa menunjukkan pencapaiannya.

Ibarat jalan, para penampil tersebut masih menyusuri jalan panjang. Masih banyak pilihan, berhenti selamanya atau melanjutkan perjalanan yang mensyaratkan kreativitas. Tanpa henti.

(c) dikutip dari koran harian KOMPAS, FERGANATA INDRA RIATMOKO